Wednesday, August 7, 2019

Mimpi Abu Bakar Berujung Hidayah

Abu Bakar radhiyallahu 'anhu berasal dari keluarga Tamimi. Adapun Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berasal dari keluarga Bani Hasyim. Bagaimanapun, keduanya sama-sama berasal dari Suku Quraisy. Saat berusia dewasa, keduanya menggeluti bidang perniagaan sebagai mata pencaharian. Mereka terbilang sangat sukses dalam bisnis masing-masing.

Ketika Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, Muhammad pindah dan hidup dengannya. Pada saat itu Muhammad menjadi tetangga Abu Bakar. Sama seperti rumah Khadijah, rumah Abu Bakar juga bertingkat dua dan mewah. Sejak saat itu mereka berkenalan satu sama lainnya. Mereka berdua berusia sama, pedagang dan ahli berdagang.
Pada suatu malam, Abu Bakar bermimpi melihat bulan turun ke Makkah lalu pecah ke seluruh rumah dan tempat di kota Makkah. Setiap rumah dimasuki oleh sekeping dari bulan itu. Abu Bakar melihat seolah-olah bulan itu menjadi satu di pangkuannya.
Setelah bangun dari tidurnya, Abu Bakar menceritakan mimpinya kepada seorang rahib di Syam (Suriah, Palestina), Buhaira namanya. Pendeta itu bertanya, “Dari manakah Anda?”
“Dari Makkah,” jawab Abu Bakar.
“Dari suku apa?”
“Saya dari Quraisy.”
“Apa pekerjaan Anda?”
“Saya pedagang.”
“Kalau Allah membenarkan mimpi Anda, sesungguhnya akan diutus seorang nabi dari kaum Anda, sedangkan Anda akan menjadi pembantu utamanya di masa hidupnya, dan khalifah (pengganti) sepeninggalnya,” kata Buhaira.
Keterangan ini disimpan rapat-rapat oleh Abu Bakar, hingga tiba waktunya. Abu Bakar masih ingat—sebagaimana dikisahkan oleh as-Suyuthi—ketika dia mendengar sahabatnya, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mulai berdakwah, dia segera menemuinya dan berkata, “Ya Muhammad, apa buktinya ajaran yang engkau bawa ini?”
Sahabatnya, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tersenyum sambil menjawab, “Mimpi yang engkau lihat di negeri Syam.”
Padahal, Abu Bakar tidak pernah menceritakan perihal mimpinya kepada Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Mendengat jawaban itu, Abu Bakar memeluk sahabatnya dan mencium keningnya sambil berkata, “Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasul Allah.”
Demikianlah, ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajak Abu Bakar kepada Islam, tanpa ragu-ragu dan menunda-nunda, Abu Bakar pun menyambut seruan tersebut.
Istrinya Qutaylah bint Abd-al-Uzza tidak menerima Islam sebagai agama sehingga Abu Bakar menceraikannya. Istrinya yang lain, Um Ruman, menjadi Muslimah. Juga semua anaknya menerima Islam, kecuali Abd Rahman ibn Abi Bakar. Sehingga ia dan Abd Rahman berpisah. 

No comments:

Post a Comment