Wednesday, March 27, 2019

Sahabat yang Wanginya Tertinggal Sepanjang Jalan

(Pixabay)

Mush’ab bin Umair radhiyallahu 'anhu adalah seorang pemuda dari keturuan bangsa Quraisy, Mush’ab bin Umair bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Abdud Dar bin Qushay bin kilab Al Abdari Al Qurasyi.

Ia dilahirkan 14 tahun setelah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam lahir tepatnya pada tahun 585 M.

Ia adalah seorang pemuda yang sangat beruntung, lahir dari keturunan bangsawan Quraisy yang memiliki limpahan harta, disayangi oleh orangtuanya dan sangat dihormati oleh semua orang.

Imam Ibnu Atsir menggambarkan tentang keadaan Mush’ab bin Umair. “Mush’ab adalah seorang pemuda yang tampan dan rapi penampilannya. Kedua orangtuanya sangat menyayanginya. Ibunya adalah seorang wanita yang kaya, sandalnya adalah sandal al hadrami, pakaiannya merupakan pakaian yang terbaik dan dia adalah pemuda Makkah yang paling harum sehingga semerbak wangi parfumnya meninggalkan jejak di sepanjang jalan yang ia lewatinya.” (al Jabiri, 2014: 19)

Sebagai pemuda yang memiliki segalanya tidak membuatnya lupa diri. Memiliki orangtua yang sangat sayang yang mau serta mampu memberikan apapun yang diinginkan dengan sekejab. Namun tidak membuat dirinya terlena dan terbawa suasana, dimana dia hidup di masa jahiliah yang lingkungannya menyembah berhala, khamar sebagai minumannya, judi adalah aktifitasnya, pesta dan perzinaan merupakan hal yang biasa. Inilah yang harus di contoh oleh pemuda zaman sekarang, Mush’ab bin Umair yang tidak goyah oleh lingkungan, Mush’ab bin Umair yang punya prinsip dalam hidupnya.

Pada awal Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendapatkan wahyu untuk berdakwah, beliau melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi mulai dari keluarganya, shahabat, kerabat dan orang-orang yang dikenalnya untuk mengenalkan agama Tauhid yang mulia, hingga akhirnya masuklah agama Islam yang diawali oleh istri tercintanya Khadijah, yang disusul sepupunya Ali bin Ali Thalib dan anak angkat beliau Zaid bin Haritsah serta shahabat shahabat lainnya yang kemudian dinamakan ‘Assabiqunal Awwalun’ yang artinya orang-orang yang pertama kali masuk Islam pada masa Rasulullah saw berdakwah secara rahasia/sembunyi. Dan Mush’ab bin Umair salah satu di dalamnya.

Mush’ab bin Umair adalah pemuda yang pandai dan bijak dalam memilih pilihan untuk kehidupannya. Meski hidup dilingkungan jahiliyah namun ia tidak terbawa dalam rusaknya akhlak yang mewarnai kesehariannya. Dan akhirnya Allah yang Maha Kuasa memberikan cahaya di hati nuraninya dengan sampainya ajaran agama islam yang mulia yang di bawa oleh pemuda bergelar Al Amin.

Meski dilakukan secara sembunyi – sembunyi dakwah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam akhirnya sampai ke telinga Mush’ab bin Umair, setelah mengetahui ajaran yang dibawa oleh rasulullah saw, Mush’ab yang selalu teliti dalam mengambil keputusan memantapkan hatinya untuk memeluk agama Islam, ia pun mendatangi Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam di rumah al Arqam bin Abi al Arqam di bukit Shafa pusat dakwah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pada saat itu untuk menyatakan keimanannya.

Bersambung: Mush'ab Tinggalkan Nikmatnya Dunia Demi Allah dan Rasul

No comments:

Post a Comment