Wednesday, March 6, 2019
Perang Bani Qainuqa Digelar Demi Kehormatan
Sebelumnya: Yahudi Bani Qainuqa Lecehkan Muslimah di Pasar
Sampai kabar tentang peristiwa pelecehan Muslimah dan dibunuhnya seorang sahabat oleh Yahudi Bani Qainuqa kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Segera Rasulullah mengumpulkan para sahabat dan mempersiapkan pasukan.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memobilisasi pasukan untuk membela seorang muslimah yang tersingkap auratnya dan membela darah seorang Muslim yang tertumpah. Begitu besarnya arti kehormatan Muslimah dan harga darah seorang Muslim, Rasulullah siap menanggung risiko kehilangan nyawa para sahabatnya demi membela kehormatan.
Namun, tindak memerangi Yahudi Bani Qainuqa tidak terjadi serta merta, tetapi tetap melihat kondisi umat Islam kala itu.
Setelah dianggap mandiri dalam perekonomian dan memiliki sarana militer yang mumpuni, barulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyerang Bani Qainuqa. Disebut mandiri dalam perekonomian yaitu umat Islam sudah memiliki pasar sendiri setelah sebelumnya mengandalkan pasar Bani Qainuqa. Kaum muslimin juga telah menguasai sumber air dengan dibelinya Sumur Ruma oleh Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu dan diwakafkan untuk kepentingan kaum muslimin. Mumpuni secara militer yaitu kaum muslimin tidak mengandalkan sekutu dan pihak lain yang menjamin mereka.
Sebelum pasukan Muslimin memerangin Bani Qainuqa, gembong munafik Abdullah bin Ubai bin Salul memainkan peranannya. Ia berusaha melobi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam agar mengurungkan niatnya mengepung Yahudi Bani Qainuqa. Namun, Rasulullah tidak memperdulikan saran Abdullah bin Ubai.
Maka berangkatlah pasukan Muslimin mengepung perkampungan Bani Qainuqa.
Pengepungan dimulai hari Sabtu, di pertengahan bulan Syawal 2 H. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengepung mereka selama 15 hari. Ketika Bani Qainuqa merasa tertekan dengan pengepungan, akhirnya mereka bersedia menerima keputusan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian memutuskan vonis hukuman mati bagi orang-orang yang terlibat dalam peristiwa di pasar Bani Qainuqa. Sementara para lelaki Yahudi Bani Qainuqa diikat.
Dalam kondisi ini, muncullah Abdullah bin Ubay, munafik yang terus-menerus meminta kepada Rasulullah agar mereka dilepaskan karena Bani Qainuqa adalah sekutunya. Karena diminta terus-menerus, akhirnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memenuhi permintaan untuk melepaskan mereka dari ikatan dan memerintahkan mereka agar meninggalkan Madinah.
Sumber: Minanews.net
Bersambung: Jibril Bongkar Siasat Licik Upaya Bani Nadhir Membunuh Nabi
Labels:
Abdullah bin Ubay,
Bani Qainuqa,
Rasulullah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment