Thursday, March 28, 2019

Mush'ab Tinggalkan Nikmatnya Dunia Demi Allah dan Rasul


Seperti shahabat Rasulullah lainnya yang memeluk agama Islam Mush’ab bin Umair juga menyembunyikan keislamannya di hadapan semua orang, terutama kedua orangtuanya yang merupakan orang terpandang di kalangan bangsa Quraisy.

Meski sembunyi-sembunyi ia tidak pernah alpa dalam menghadiri majelis Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk mendalami pengetahuan tentang agama Islam. Karena ketekunan dan kepandaian yang dimilikinya, Mush’ab bin Umair menjadi salah satu sahabat yang memiliki pengetahuan tentang Islam yang paling dalam. Oleh karena itu ia diutus Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berdakwah ke Madinah untuk pertama kalinya yang kemudian disebut sebagai Duta Islam Pertama.

Allah berfirman dalam Surah Al Ankabut ayat 2 dan 3 yang berbunyi:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Artinya, “ Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? (2) Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta”. (3) (QS. Al Ankabut: 2-3)

Hari dimulainya ujian bagi Mush’ab bin Umair telah tiba, ketika ia sedang beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Utsmani bin Thalhah tanpa sengaja melihatnya yang kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada orangtua Mush’ab. Mulai saat itulah ujian dari Allah datang kepadanya, ujian yang akan menentukan siapa sebenarnya Mush’ab. Ujian yang akan membuatnya dikagumi oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabat-sahabanya, ujian yang menjadikan ia sebagai pemuda yang patut untuk ditauladani oleh pemuda sepanjang masa.

Begitu orangtua Mush’ab mengetahui ia meninggalkan agama nenek moyangnya dan memeluk agama baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, ibundanya marah besar dan mengancam Mush’ab tidak akan memberinya makan bahkan akan menyiksanya bila tidak meninggalkan agama Islam dan kembali ke agama nenek moyangnya.

Sebagai seorang pemuda yang cerdas dan memiliki prinsip teguh dalam hidupnya, jiwa Islam yang sudah mendarah daging dalam tubuh Mush’ab menjadikannya tetap kukuh dengan pilihannya dan siap menerima apa pun yang akan diberikan kepadanya.

Berbagai siksaan dari orangtuanya sendiri ia terima dengan teguh tanpa melawan sebagai bentuk ketaatan kepada orang yang sudah membesarkannya. Makanan lezat tidak lagi ia jumpai, pakaian yang indah tak lagi menempel di badan kekarnya.

Mush’ab yang dulunya dipuji oleh semua orang kini hampir tidak ada yang bisa mengenalinya. Namun, itu bukanlah hal yang besar baginya, meski tidak lagi mendapat makanan yang bisa masuk ke perutnya, yang berubah menjadi pukulan mendarat ditubuhnya mulusnya, walau berbagai siksaan ia terima tidak sedikit pun terbayang dalam benaknya untuk mengkhianati dua kalimat syahadat yang pernah diucapkannya di hadapan Rasululllah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Banyak shahabat Rasulullah yang kagum dengannya, hingga mengungkapkannya dalam bentuk syair syair yang indah, begitu juga dengan Rasulullah saw yang takjub sehingga beliau bersabda tentangnya, “Sungguh aku melihat Mash’ab tatkala bersama kedua orang tuanya di Makkah. Keduanya memuliakannya dan memberinya berbagai macam fasilitas dan kenikmatan. Tidak ada pemuda pemuda Quraisy yang semisal dengannya. Setelah itu, ia tinggalkan semua itu demi menggapai Ridha Allah dan menolong Rasul-Nya." (HR. Hakim)

Bersambung: Melihat Lihainya Dakwah Duta Islam Pertama

No comments:

Post a Comment