Saturday, July 20, 2019

Ibnu Abbas Penafsir Terbaik dan Lautan Ilmu


Ibnu Abbas adalah Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf Al-Quraisyi, putra paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ibunya bernama Ummu Fadhl Lubanah binti Al-Harits Al-Hilaliah. Ia dilahirkan ketika Bani Hasyim berada di Syi’ib, tiga atau lima tahun sebelum Hijriah, namun pendapat pertama lebih kuat.

Abdullah bin Abbas menunaikan ibadah haji pada tahun Utsman bin Affan terbunuh. Ketika terjadi perang Shiffin, ia berada di Al-Maisarah, kemudian diangkat menjadi gubernur Basrah dan selanjutnya menetap disana sampai ketika Ali radhiyallhu ‘anhu terbunuh. Kemudian ia mengangkat Abdullah bin Harits sebagai penggantinya, gubernur Basrah. Kemudian Abdullah bin Abbas kembali ke Hijaz. Ia sendiri wafat di Thaif pada 65 Hijriah. Sedangkan pendapat lain menyatakan pada tahun 67 atau 68 Hijriah. Namun pendapat terakhir inilah yang dianggap sebagai pendapat paling shahih oleh para jumhur ulama. Al-Waqidi menerangkan tidak ada selisih pendapat di antara para imam bahwa Ibnu Abbas dilahirkan di Syi’ib ketika kaum Quraisy memboikot Bani Hasyim, dan ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wafat, ia baru berusia tiga belas tahun.

Posisi dan Keilmuannya

Ibnu Abbas dikenal dengan gelar Turjuman Al-Quran (penafsir Al-Quran), Habrul Ummah (guru umat), dan Ra’isul Mufassirin (pemimpin para mufassir). Al-Baihaqi dalam Ad-Dala’il meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, “Penafsir Al-Quran terbaik adalah Ibnu Abbas.”

Abu Nu’aim meriwayatkan keterangan dari Mujahid bahwa Ibnu Abbas dijuluki dengan Al-Bahr (lautan) karena keluasan ilmu yang dimilikinya.

Ibnu Sa’ad meriwayatkan pula dengan sanad shahih dari Yahya bin Sa’id Al-Anshari, “Ketika Zaid bin Tsabit wafat, Abu Hurairah berkata, ‘Orang paling pandai umat ini telah wafat dan semoga Allah menjadikan Ibnu Abbas sebagai penggantinya’.”

No comments:

Post a Comment